Busana Pengantin Minang yang buruk

baju adat minangkabau

Minangkabau punya adagium Adat Bersedi Syarak - Syarak Bersendiri Kitabullah. Bundokanduang menitipkan pesan khususnya kepada para Bundokanduang / Ninik Mamak / ana-anak / kemenakan, agar tidak menggunakan busana pengantin seperti yang terlihat dalam gambar ini. 

Busana Pengantin Minang yang buruk

Busana Pengantin Minang yang buruk
Busana Pengantin Minang yang buruk
Minangkabau punya aturan dalam berbusana yang mana sunting dan baju harus berada dalam kesatuan budaya yang bersendikan islam. Dalam pakem busana ada 4 unsur utama, yaitu baju, selendang, kain dan kodek. Masing-masing punya makna. Yaitu baju kurung yang melambangkan bahwa sebagai calon ibu, ia terkurung oleh undang-undang yang sesuai dengan agama dan adat di Minangkabau. Baju kurung ini diberi hiasan sulaman benang emas dengan motif bunga kecil yang disebut tabua atau tabur. Warna baju kurung bermacam-macam menurut darah masing-masing, seperti hitam, merah tua, ungu atau biru tua. Pada lengan kiri, kanan atau pinggir bagian bawah baju diberi jahitan tepi yang disebut minsia, melambangkan bahwa Bundo Kanduang harus selalu berhati lapang, sabar menghadapi segala persoalan. Sedangkan hiasan tabur melambangkan kekayaan alam Minangkabau, warna hitam melambangkan Bundo Kanduang tahan tempa, tabah dan ulet, warna merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab. 

Karena anak daro tidak leluasa memakai selendang, maka anak daro dipakaikan " TOKAH ", yaitu semacam selendang yang dibalutkan menyilang di dada sehingga bagian-bagian seputar dada tetap terpelihara. 

Bagi penyedia pelaminan, bundokanduang menghimbau agar mengarahkan pelanggannya pada tata cara busana yang Islami. Tidak seperti yang terlihat pada gambar diatas --Busana Pengantin Minang yang buruk--  Semoga himbauan ini dapat kita laksanakan demi tegaknya adat bersendi syarak syarak bersendi kitab Alquran. Aamiin

Sumber: fb

Tempat Berbagi, Menambah Silaturahmi dan Curahan Hatiku

Ainun, Aini, Aina

Assalamu'alaikum..

Kami menulis disini tentang tujuan kami ngeblog..

Tujuan utama kami adalah ingin berbagi apa aja, menambah sahabat dan juga curahan hati.
Berawal dari om kami yang baik hati, mengajak kami untuk mengenal dunia Blogger,yang kami tidak mengenal, ingin tahu dan mau gak mau belajar dong, hehee..
Tentu juga kami mengutamakan beberapa hal dalam membuat blog ini..

1. Silaturahmi,
Pada prinsipnya banyak teman itu lebih baik daripada sendirian, karena kita semua adalah makhluk sosial. Ada pepatah yang mengatakan "Mempunyai satu orang musuh, itu terlau banyak, tetapi mempunyai teman berapapun gak akan pernah cukup."

2.Belajar dan berbagi.
Mencari pengalaman didunia maya khususnya dunia Blogger.
Dunia CSS ataupun CEO sangat baru sekali untuk kami, andai ada teman yang mau berbagi kami sangat berterimakasih..
Disini juga akan kami posting tentang Budaya Daerah Nusantara kita yang majemuk dengan suku-suku bangsa dan adat istiadat daerah masing-masing.
Tentunya juga berbagi info apa aja yang mungkin berguna buat kita semua..

3.Curahan Hati.
Dalam beberapa kesempatan akan kami muat juga tentang puisi-puisi, dan segala hal yang berurusan dengan keseharian, mood dan keinginan yang mungkin bisa menjadi bahan renungan untuk teman-teman dan siapapun yang mau membacanya..

Nah, itu sobat-sobat Kembar, tentang tujuan kami membuat blog ini..
Dan pastinya kami sangat berterimakasih untuk yang berkunjung ke Blog ini,entah sekali, dua, atau sering (makasih dong..)

Terakhir kami ucapkan terimakasih kepada oom kami yang telah memotivasi kami untuk belajar, berminat dan ikut berpartisipasi di dunia Blogger ini.

Sekian corat-coret kami, selamat siang dan harapan sukses selalu untuk kita semua..

Wassalam,
Kembar

Kematian Hati

Kematian Hati
Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih utang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.

Ada yang datang sekadar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada izin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang Allah berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudhu di dingin malam, lapar perut karena shiyam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri. Asshiddiq Abu Bakar Ra selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya Allah, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih.

KH. Rahmat Abdullah

Asal usul Luhak Limo Puluah Koto

Artikel lanjutan dari halaman Wilayah Budaya Minangkabau berdasarkan tambo alam.

Asal usul Luhak Limo Puluah Koto

Limo Puluah KotoSumur yang ketiga di puncak gunung Merapi menjadi tempat minum 50 keluarga. Kemudian mereka pindah ke sebelah timur gunung Merapi dan memberi nama tempat baru itu dengan Luhak Limo Puluah, kemudian ditambah dengan kata “koto” di belakangnya.

Berangkat sebanyak 50 orang dari Pariangan. Sampai di suatu tempat mereka bermalam. Pagi-pagi ternyata anggota rombongan kurang lima orang, entah ke mana. Jadi anggota rombongan telah berkurang (luhak). Lalu anggota rombongan yang tinggal membuat daerah baru yang diberi nama Luhak Limo Puluah Koto.

Menurut tambo, Luhak Limo Puluah Koto terdiri dari lima bagian:

  1. Sandi : Koto Nan Gadang, Koto Nan Ampek.
  2. Luhak : Mungo, Koto Kaciak, Andaleh, Tanjuang Kubu, Banda Tunggang, Sungai Kumuyang, Aua Kuniang, Tanjuang pati, Gadih Angik, Limbukan, Padang Karambia, Limau Kapeh, Aia Tabik Limo.
  3. Lareh : Sitanang Muaro Lakin, Ampalu, Halaban, Labuah Gunuang, Tanjuang Gadang, Unggan, Gunuang Sahilan.
  4. Ranah : Gantiang, Koto Laweh, Suliki, Sungai Rimbang, Tiakar, Balai Mansiro, Balai Talang, Balai Kubang, Taeh, Simalanggang, Piobang, Sungai Baringin, Gurun, Lubuak Batingkok, Tarantang, Sari Lamak, Solok, Padang Laweh.
  5. Hulu : Padang Laweh, Sungai Patai, Suliki, Gunuang Sago, Labuah Gunuang, Balai Koto Tinggi.

WILAYAH RANTAU
Wilayah rantau Minangkabau adalah daerah di luar Luhak Nan Tigo yang awalnya merupakan tempat mencari kehidupan bagi orang Minangkabau. Selain itu juga ada daerah Ujuang Darek Kapalo Rantau, yakni daerah perbatasan wilayah luhak dan rantau. Masing-masing luhak memiliki wilayah rantau sendiri.

1. Rantau Luhak Tanah Datar
Masyarakat Luhak Tanah Datar merantau ke arah barat dan tenggara. Daerah rantaunya :
  • Rantau Nan Kurang Aso Duo Puluah ( Lubuak Ambacang, Lubuak Jambi, Gunuang Koto, Benai, Pangian, Basra, Sitanjua, Kopa, Taluak Ingin, Inuman, Surantiah, Taluak Rayo, Simpang Kulayang, Aja Molek, Pasia Ringgit, Kuantan, Talang Mamak, Kualo Thok.)
  • Rantau Pasisia Panjang -Rantau Banda Sapuluah ( Batang Kapeh, Kuok, Surantiah, Ampiang Perak, Kambang, Lakitan, Punggasan, Aia Haji, Painan Banda Salido, Tarusan, Tapan, Lunang, Silauik, Indropuro.
  • Daerah Ujuang Darek Kapalo Rantaunya adalah Anduriang Kayu Tanam, Guguak Kapalo Hilalang, Sicincin, Toboh Pakandangan, Duo Kali Sabaleh Anam Lingkuang, Tujuah Koto, dan Sungai Sariak.)

2. Rantau Luhak Agam
Penduduk Luhak Agam menyebar ke arah utara dan barat. Daerah rantaunya adalah sepanjang pantai Lautan Hindia, Pasaman Barat, Pasaman Timur, Panti, Rao, Lubuak Sikapiang, dan lain-lain.

Daerah Ujuang Darek Kapalo Rantaunya adalah Palembayan, Silaras Aia, Lubuak Basuang, Kampuang Pinang, Simpang Ampek, Sungai Garinggiang, Lubuak Bawan, Tigo Koto, Garagahan, dan Manggopoh.

3. Rantau Luhak Limo Puluah Koto
Wilayah rantau Luhak Limo Puluah Koto memasuki daerah Riau daratan sekarang, yakni Rantau Kampar Kiri dan Rantau Kampar Kanan. Daerah rantaunya meliputi Manggiliang jo Tanjuang Balik, Pangkalan jo Koto Alam, Gunuang Malintang, Muaro Paeti, Tanjuang Baringin sampai Rokan Pandalian, Sangingi, Gunuang Sailan, Kuntu jo lipek Kain, Ludai jo Ujuang Bukik, Sanggan jo Tanjuang Balik, Tigo Baleh Koto Kampar, Sibiruang, Gunuang Malelo, Tabiang jo Tanjuang, Gunuang Bungsu, Muaro Takuih, Pangkai jo Binamang, Tanjuang Abai jo Pulau Gadang, Baluang Koto Sitangkai, Tigo Baleh jo Lubuak Aguang, Limo Koto Kampar Kuok jo Slao, Bangkinang jo Rumbio, Aia Tirih, Taratak Buluah, Pangkalan Indawang, Pangkalan Kapeh, dan Pangkalan Sarai jo Koto Laweh.

4. Rantau Nan Sambilan (Negeri Sembilan)
Daerah rantau ini terletak di Malaysia sekarang. Nagarinya adalah Sungai Ujong, Jelebu, Jehol, Rembau, Segamat, Naniang, Kelang, Pasir Besar, dan Jelai.


Wilayah Budaya Minangkabau

Wilayah Budaya Minangkabau

Wilayah budaya Minangkabau adalah wilayah tempat hidup, tumbuh, dan berkembangnya kebudayaan Minangkabau. Dalam tambo alam Minangkabau dikatakan wilayah Minangkabau adalah sebagai berikut:
  • Nan salilik gunuang Marapi : Daerah luhak nan tigo
  • Saedaran gunuang Pasaman : Daerah di sekeliling gunung Pasaman
  • Sajajaran Sago jo Singgalang : Daerah sekitar gunung Sago dan gunung Singgalang
  • Saputaran Talang jo Kurinci : Daerah sekitar gunung Talang dan gunung Kerinci
  • Dari Sirangkak nan badangkang : Daerah Pariangan Padang Panjang dan sekitarnya
  • Hinggo buayo putiah daguak : Daerah di Pesisir Selatan hingga Muko-Muko
  • Sampai ka pintu rajo hilia : Daerah Jambi sebelah barat
  • Hinggo durian ditakuak rajo : Daerah yang berbatasan dengan Jambi
  • Sipisau-pisau hanyuik : Daerah sekitar Indragiri Hulu hingga gunung Sailan
  • Sialang balantak basi : Daerah sekitar gunung Sailan dan Singingi
  • Hinggo aia babaliak mudiak : Daerah hingga ke rantau pesisir sebelah timur
  • Sailiran batang Bangkaweh : Daerah sekitar danau Singkarak dan batang Ombilin
  • Sampai ka ombak nan badabua : Daerah hingga Samudra Indonesia
  • Sailiran batang Sikilang : Daerah sepanjang pinggiran batang Sikilang
  • Hinggo lauik nan sadidieh : Daerah yang berbatasan dengan Samudra Indonesia
  • Ka timua Ranah Aia Bangih : Daerah sebelah timur Air Bangis
  • Rao jo Mapat Tunggua : Daerah di kawasan Rao dan Mapat Tunggua
  • Gunuang Mahalintang : Daerah perbatasan dengan Tapanuli selatan
  • Pasisia banda sapuluah : Daerah sepanjang pantai barat Sumatra
  • Taratak aia itam : Daerah sekitar Silauik dan Lunang
  • Sampai ka Tanjuang Simalidu
  • Pucuak Jambi Sambilan Lurah : Daerah hingga Tanjung Simalidu

Batas wilayah Minangkabau menurut tambo:

Utara : Sikilang Aia Bangih
Timur : Durian ditakuak rajo, buayo putiah daguak, sialang balantak basi
Selatan : Taratak aia itam, Muko-Muko
Barat : Ombak nan badabua

Wilayah Minangkabau dibagi tiga, yaitu daerah Darek, daerah Rantau, dan daerah Pasisia.

Wilayah Darek
Wilayah Darek adalah daerah asli Minangkabau, yakni Luhak Nan Tigo. Dalam kisah tambo, Luhak artinya berkurang.

1. Luhak Tanah Datar
Luhak Tanah Datar disebut juga Luhak Nan Tuo karena Luhak ini adalah Luhak yang mula-mula ada di Minangkabau. Ungkapan khas Luhak ini “Buminyo lembang, Aianyo tawa, Ikannyo banyak”. Ini menggambarkan masyarakatnya yang ramai, statusnya tidak merata.

Asal usul Luhak Tanah Datar:
Dahulu kala, ketika nenek moyang orang Minangkabau masih tinggal di puncak gunung Merapi, ada tiga sumur (luhak). Salah satu dari ketiga sumur terletak di tanah yang datar. Orang yang biasa minum dari sumur tersebut pindah ke suatu tempat, yang kemudian dinamakan Luhak Tanah Datar, sesuai tempat sumur mereka.

Nenek moyang orang Minangkabau pertama-tama membuat nagari di Pariangan Padang Panjang. Lama-kelamaan nagari itu terasa sempit karena penduduk berkembang juga, dan akhirnya mereka mencari daerah baru. Salah satu daerah itu adalah daerah yang tidak datar. Tanahnya berbukit-bukit dan berlembah-lembah. Nama tempat itu mereka tetapkan sesuai dengan kondisi daerahnya, yakni Luhak Tanah Datar. Luhak disini mengandung makna “kurang”, jadi daerah yang tanahnya kurang datar.

Nagari-nagari yang termasuk Luhak Tanah Datar:

  • Tampuak Tangkai Pariangan Salapan Koto ( Pariangan, Padang Panjang, Guguak, Sikaladi, Koto Tuo, Tanjuang Limau, Sialahan, Batu Basa ).
  • Tujuah Langgam di Hilia ( Turawan, Padang Lua, Padang Magek, Sawah Kareh, Kinawai, Balimbiang, Bukik Tamusu )
  • Limo Kaum Duo Baleh Koto ( Dusun Tuo, Balah Labuah, Balai Batu, Kubu Rajo, Piliang, Ngungun, Panti, Silabuak Ampalu, Parambahan, Cubadak, Supanjang, Pabalutan, Sawah Jauah, Rambatan, Tabek Sawah Tangah )
  • Sambilan Koto di Dalam ( Tabek Boto, Salagondo, Baringin, Koto, Baranjak, Lantai Batu, Bukik Gombak, Sungai Ameh, Ambacang Baririk, Rajo Dani )
  • Tanjuang Nan Tigo, Lubuak Nan Tigo (Tanjuang Alam, Tanjuang Sungayang, Tanjuang Barulak, Lubuak Sikarah, Lubuak Simauang, Lubuak Sipurai )
  • Sungai Tarab Tujuah Batu ( Limo Batu, Tigo Batu, Ikua Kapalo Kapak, Randai Gombak Katitiran, Koto Tuo Pasia Laweh, Koto Baru, Rao-Rao, Salo Patir Sumaniak, Supayang, Situmbuak, Gurun Ampalu, Sijangek Koto Badampiang ).
  • Langgam Nan Tujuah (Labutan, Sungai Jambu, Batipuah Nagari Gadang, Tanjuang Balik Sulik Aia, Singkarak, Saniang Baka, Silungkang, Padang Sibusuak, Sumaniak, Suraso )
  • Batipuah Sapuluah Koto (Batipuah, Koto Baru Aia Angek, Koto Laweh Pandai Sikek, Panyalaian, Bukik Suruangan, Gunuang, Paninjauan, Jaho Tambangan, Pitalah Bungo Tanjuang, Sumpu Malalo, Singgalang )
  • Lintau Buo Sambilan Koto ( Batu Bulek, Balai Tangah, Tanjuang Bonai, Tapi Selo Lubuak Jantan, Buo, Pangian, Taluak Tigo Jangko ).

2. Luhak Agam
Luhak Agam disebut juga Luhak Nan Tangah karena setelah berdirinya Luhak Tanah datar, Luhak Agam-lah yang berdiri. Ungkapan khas luhak ini “Buminyo Angek, Aianyo Karuah, Ikannyo Lia”. Ini menggambarkan masyarakatnya yang berwatak keras, masyarakatnya heterogen, persaingan hidup tajam.

Asal usul Luhak Agam
Di gunung Merapi terdapat pula sumur (luhak) yang ditumbuhi rumput mensiang (Agam). Mereka yang biasa minum di sumur itu pindah ke suatu tempat. Tempat pindahnya itu kemudian dinamakan sesuai nama sumur tempat mereka biasa minum, yakni Luhak Agam.

Setelah rombongan ke Tanah Datar berangkat dari Pariangan Padang Panjang, berangkat pulalah rombongan kedua menuju utara. Di tempat tujuannya itu mereka menemukan daerah yang dipenuhi oleh tumbuhan mensiang (agam). Akhirnya tempat itu dinamakan Lubuak Agam yang kemudian berubah menjadi Luhak Agam.

Nagari-nagari yang termasuk Luhak Agam

  • Ampek-Ampek Angkek ( Agam Biaro Balai Gurah jo Lambah Panampuang, Canduang Koto Laweh jo Lasi Bukik Batabuah, Parik Putuih jo Tanjuang Alam, Pasia jo Ampang Gadang, Kurai Banuhampu jo Sianok Koto Gadang, Sariak jo sungai Pua, Batagak Batu Palano, Balingka Koto Pambatan jo Guguak Tabek, Sirajo, Kamang Hilia jo Kamang Mudiak, Tilatang jo Parik Rantang, Kapau jo Magek, Salo jo Koto Baru, Sungai Janiah jo Tabek Panjang, Ujuang Guguak jo Padang Tarok, Sungai Angek jo Sungai Cubadak, Koto Tinggi jo Kubang Pipik, Koto Gadang Pincuran Puti
  • Lawang Nan Tigo Balai ( Matua Palembayan, Malalak, Sungai Landie )
  • Nagari Sakaliliang Danau Maninjau ( Maninjau jo Sungai Batang, Sigiran jo Tanjuang Sani, Bayua jo Koto Kaciak, Koto Gadang Koto Malintang, Paninjauan jo Batu Kambiang, Lubuak Basuang jo Manggopoh )
  • Luhak Limo Puluah Koto ( Luhak Limo Puluah Koto disebut juga luhak nan bungsu karena luhak ini adalah luhak yang terakhir berdiri di Minangkabau. Ungkapan khas luhak ini “buminyo sajuak, aianyo janiah, ikannyo jinak”. Ini menggambarkan masyarakatnya yang homogen dan penuh kerukunan, memiliki ketenangan dalam berpikir).

Bersambung...